Pendapat Sahabat

By iwan a.wiryawan - 09.16


Iwan A.Wiryawan yang saya kenal


Bram Palgunadi
Program Studi Desain Produk ITENAS  dan Pegiat karawitan dan wayang di ITB

Dalam perjalanan menghayati budaya wayang di Nusantara ini, saya akhirnya sempat berkenalan dengan seorang seniman muda yang dalam pandangan saya, tidak saja potensial, tetapi juga sangat kreatif, penuh semangat, dan penuh daya juang dalam menempuh karirnya. Pertemuan pertama saya, berlangsung saat pelaksanaan event Bandung Wayang Festival 2011 di Kota Bandung. Saat itu, ia ikut sebagai peserta dalam pameran karya seni wayang, di Balai Pare, Kota Baru Parahyangan. Dalam pameran ini, ia menampilkan sejumlah karya seninya, berupa ‘action figure’ bertema wayang. Suatu karya seni yang relatif jarang yang menggarapnya. Saat itu, ia merupakan satu-satunya peserta pameran yang menampilkan karya seni dalam bentuk ‘action figure’ wayang. Seniman muda yang berperawakan tegap, atletis, dan menguasai berbagai seni bela diri ini, sangat sangat tekun dan antusias, saat menjelaskan kepada sejumlah pengunjung yang tertarik pada hasil karyanya. Itu merupakan pertemuan saya dengan dirinya, yang dilakukan ‘di darat’.
Pertemuan-pertemuan selanjutnya, hanya dilakukan lewat udara, maksudnya melalui media sosial facebook. Pertemuan-pertemuan ini, berlangsung relatif cukup intensif. Biasanya, diskusi lewat media sosial ini dilakukan lewat tengah malam. Internet, telah membawa manfaat yang luar biasa dalam hal pertemanan jarak jauh, khususnya sebagai media untuk melakukan diskusi serius, atau sekedar ‘say hello’ semata. Pertemuan yang menyenangkan ini sudah berlangsung intensif selama hampir setahun. Berbagai topik diskusi, sering diajukan dan didiskusikan saat malam-malam menjelang pagi.
‘Action figure’, lukisan, patung, atau relief; merupakan ‘makanan’ sehari-hari yang dihadapi seorang Iwan sebagai seniman. Lukisan potret, merupakan salah satu karya andalan, yang rupanya banyak menambah isi kocek. Sudah barang tentu, produk ‘action figure’ merupakan andalan lainnya yang terbukti telah membuat dirinya semakin terkenal saja. Pesaing sedikit, ditambah unsur kreatifitas yang meluap-luap dan tak terbendung, bisa jadi merupakan penyebab utama kisah suksesnya. Pemahaman yang purna atas karakter sejumlah tokoh wayang,  membuat garapannya tidak saja menyenangkan, tetapi juga menjadi sangat luar biasa. Kejeliannya menangkap ‘moment’ tertentu, juga merupakan salah satu hal yang membuatnya menghasilkan karya cemerlang. Misal saja, saat di Surakarta diadakan peragaan/festival budaya; maka dengan segera sang seniman ini melihat terbukanya sebuah peluang yang luar biasa. Hasilnya? Sejumlah ‘action figure’ dalam bentuk peraga miniatur manusia berpenampilan serba batik dan segala kelengkapan asesoris indahnya, dilahirkan dari tangan dan kecermatannya.
Melihat dan mencermati Mas Iwan (panggilan abrab saya kepada sahabat saya yang satu ini), sama dengan melihat sosok penuh kreatifitas, yang tak takut menghadapi tantangan jaman. “Kesulitan yang manapun bisa diatasi, jika kita mau belajar,” begitu kalimat yang dilontarkan kepada saya pada suatu ketika. Membuat ‘action figure’ selain memerlukan kreatifitas, juga memerlukan kehati-hatian, kecermatan, dan tentu saja yang menjadi andalan adalah keterampilan tangan yang luar biasa, untuk bisa menghasilkan karya seni yang luar biasa. ‘Extra ordinary’. Itu kata kunci yang menjadikan hampir semua karya-karya ‘action figure’ yang dihasilkan menjadi luar biasa dan sukar dicari tandingannya. Menurut saya, ini merupakan salah satu pencapaian luar biasa yang tidak banyak seniman lain bisa mencapainya secara mudah.
Karya seni adalah nyawa pengakuan atas eksistensi seorang seniman. Karena itu, tolok ukur apakah seorang seniman diakui atau tidak, adalah dari karya-karya seni yang dihasilkannya. Dalam hal ini, Mas Iwan sudah sampai pada tahap memenuhi persyaratan eksistensi ini. Tinggal mengembangkan seluruh potensi dan karyanya, supaya bisa lebih dikenal di masyarakat luas. Khususnya dalam mencapai komunitas para penikmat dan kolektor benda seni yang fanatik. Seniman yang mempunyai visi atas masa depannya, memang diharuskan tidak sekedar kreatif dan menghasilkan banyak karya semata. Tetapi juga harus paham, atau sekurang-kurangnya sadar atas keberadaan dan kegunaan teknologi masa kini. Banyak seniman muda yang sangat potensial, tetapi nyatanya tetap terbenam ke dalam persoalan ketidak-mampuan untuk mengeksploitas kehadiran suatu teknologi baru. Maka, selama pemahaman atas berbagai teknologi baru ini tidak dikembangkan dan tidak dieksploitasi, maka si seniman muda yang sangat potensial ini, akan terjebak pada kondisi tetap tidak dikenal oleh khalayak ramai. Nah, dalam persoalan ini, Mas Iwan termasuk yang mempunyai visi jauh ke masa depan. Ia berusaha membuat website untuk memperkenalkan seluruh karya seninya. Tidak mudah memang. Tetapi, semuanya dipandangnya sebagai tantangan, untuk diselesaikan dan diatasi. Dan, dalam soal seperti ini, kita lalu berhadapan dengan sosok Iwan, yang memang sudah terbukti ‘pantang mundur dan pantang menyerah’.  Mungkin saja, karakter pantang mundur dan pantang menyerah ini, juga hasil dari pergaulannya dengan sejumlah sahabatnya yang berasal dari kalangan militer; yang membuat dirinya menjadi terpengaruh, dalam arti yang positif, dan juga membuat sikapnya menjadi sangat disiplin.
Pandangan umum masyarakat atas dunia seniman pada umumnya, lazimnya dianalogikan dengan kebiasaan tidak disiplin, tidak menghargai waktu, tidak mau diatur, maunya bebas merdeka, sukar bekerja-sama, lebih senang bekerja sendiri, egois, mau menangnya sendiri, sukar menerima usulan orang lain, dan sukar menerima kritikan. Semua hal ini, sama sekali tidak terlihat pada diri seorang Iwan. Keterbukaannya, sangat terasa saat berdiskusi dengan orang lain. Keterbukaannya ini juga yang terbukti telah membuka banyak peluang baru bagi dirinya. Bahkan, gagasan baru, seringkali juga diterimanya dari hasil berdiskusi dengan orang lain. Hal ini, tidak lantas membuat dirinya menelan mentah-mentah segala gagasan yang dihasilkan dari diskusi itu, melainkan memikirkan, merenungkan, dan akhirnya mengembangkan gagasan itu; dan menjadikannya sebagai dasar untuk menghasilkan hasil seni baru yang spektakuler dan luar biasa. Maka, kita menjadi tercengang saat melihat hasil karya seorang Iwan. Tercengang, karena hampir semua karya seninya mengandung pemahaman selera (taste) dan estetika yang bagus; bentuk rupa dan garapan detail yang nyaris sempurna, serta konsistensi dalam menjaga mutu karya seni yang dihasilkan. Sebuah upaya serius yang biasanya diabaikan oleh banyak perupa Indonesia.
Maka, hanya ada satu kalimat yang dirasakan tepat untuk dirinya, yaitu ‘sukses selalu, dan maju terus pantang mundur; rawe-rawe rantas, malang-malang putung.’ Semoga semua upayanya, menghasilkan sumbangan karya luar biasa untuk masyarakat, budaya Nusantara, dan negeri tercinta Indonesia…..


PARAMITA SARI INDAH WIDARINI PARAMITA SARI INDAH WIDARINI  Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Wartawan/Reporte Surat Kabar Harian Joglosemar

Saya ingat betul pertemuan saya dengan Mas Iwan saat sedang meliput acara Kementerian Koperasi, di Hotel Sahid Jaya Kota Solo tempo lalu. Saat Mas Iwan memamerkan hasil karyanya yang berupa boneka replica Solo Batik Carnival (SBC), saya sungguh terpesona bahwa ada anak Solo yang dapat membuat boneka handmate sendiri. Detil karakter wajah sang penari, pernik motif batik kostum SBC, benar-benar menyerupai aslinya.
Kemudian pertemuan kedua baru-baru ini, saat saya berkunjung ke bengkel beliau di daerah Klodran, Solo, takjub tak henti-hentinya saya rasakan. Pembagian waktu antara pekerjaan dengan pekerjaan sampingan patut diacungi jempol. Beberapa pajangan karya action figure yang sedang digarap, kemudian cerita dan proyek yang akan beliau kerjakan nantinya, membuat saya tak henti-hentinya berdecak kagum dengan sosok Mas Iwan ini.
Saya pun tidak menyangka, setelah melihat website garapan Mas Iwan sendiri sungguh hebat. Saya pun tidak menyangka lagi, bahwa seluruh karya yang dihasilakan mulai dari lukisan realisnya, boneka replica SBC, action figure tokoh pahlawan di sejumlah film, lukisan karikatur tokoh terkenal, dan sebagainya ini adalah hasil buah karya secara otodidak.
Sungguh saya turut bangga dengan Mas Iwan, ternyata ada orang Solo yang mampu melahirkan karya sekelas dunia. Mas Iwan menjadi salah satu harta karun terpendam di Kota Bengawan ini, dan membuat saya semakin mencintai kota kelahiran saya juga. Segudang ide, kemampuan, ketekunan, kesabaran, dan keoptimisannya inilah yang patut dipelihara Pemerintah Indonesia umumnya, dan Pemerintah Kota Solo khususnya.
Maju terus, Jangan pantang menyerah, terus berkarya, dan selalu rendah hati Mas Iwan. saya doakan karyanya tidak hanya dihargai masyarakat di Indonesia saja, namun masyarakat seluruh dunia. Go go go, Hidup Wong Solo !!!


  • Share:

You Might Also Like

1 comentários

  1. Mau pesan mas, gmna cr mnghbnginya? Nopeku.085200100224

    BalasHapus